Islam Times- "Total nilai kontrak saat ini mencapai 5,2 miliar dirham" (USD1.42 miliar), kata Mayor Jenderal Obaid al-Ketabi, ketua International Defense Exhibition & Conference (IDEX), pada hari Senin (18/2/13).
Uni Emirat Arab telah menandatangani 17 kontrak pertahanan untuk membeli peralatan militer senilai USD1.4 miliar, termasuk drone Predator produksi AS.
"Total nilai kontrak saat ini mencapai 5,2 miliar dirham" (USD1.42 miliar), kata Mayor Jenderal Obaid al-Ketabi, ketua International Defense Exhibition & Conference (IDEX), pada hari Senin (18/2/13).
Ketabi menambahkan, salah satu kontrak telah ditandatangani dengan perusahaan AS, General Atomics untuk pembelian drone Predator lengkap dengan sistem dukungan logistik yang terintegrasi. Kontrak tersebut senilai 722 juta dirham (USD196 juta).
Lebih lanjut, Jenderal itu mengatakan kontrak tersebut juga termasuk kesepakatan untuk pembelian roket Turkish CIRIT yang dilengkapi dengan laser senilai 720 juta dirham (USD196.2 juta).
Kesepakatan besar yang senilai 1,4 miliar dirham (USD 382 juta), itu untuk 750 jenis senjata pertahanan termasuk, ranjau, pelindung penyergapan, kendaraan semua medan dari perusaan Oshkosh Corp.
Kontrak militer UAE lainnya diberikan kepada KBP Rusia yang mendapat 472.7 dirham (hampir Rp 130 juta) untuk memasok amunisi. Perusahaan pertahanan lokal Tawazun memenangkan kontrak 720 juta dirham (USD 196 juta) untuk pengadaan roket yang dipandu laser.
Pada bulan Desember 2012, Uni Emirat Arab menandatangani kontrak untuk 60 Eurofighter Typhoon dari Inggris lengan raksasa BAE Systems.
Kontrak ini dipromosikan oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron selama kunjungan beberapa bulan lalu tahun 2012.
Saat ini Amerika Serikat adalah pemasok utama senjata ke UEA, sementara Perancis merupakan ekspor senjata terbesar kedua. Mayoritas pengeluaran UAE dihabiskan untuk pembelian pesawat dari Amerika Serikat dan Perancis, diikuti oleh rudal dan sistem pertahanan udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar