Setelah kemerdekaan diproklamirkan, para pejuang segera merebut obyek-obyek vital dari Jepang termasuk pesawat-pesawat dengan jenis Ki-51 Guntai, Ki-43 Hayabusa, Ki-36/55 Cukui, Ki-5 Y1 Curen dan Ki-79 B Nishikoren, Dakota, Avro Anson dan PBY-5A Catalina. Kemudan pesawat-pesawat tersebut diperbaiki dengan fasilitas dan materiil yang serba kurang. Namun dengan tekad yang kuat dari para pejuang tersebut, pesawat Curen berhasil diterbangkan oleh Bapak Agustinus Adisutjipto, disusul kemudian dengan berhasilnya pesawat Nishikoren mengudara.
Pada masa itu, sangat dibutuhkan penerbang-penerbang untuk mengawaki pesawat-pesawat peninggalan Jepang, sementara penerbang yang ada sangat terbatas. Untuk itu didirikan Sekolah Penerbang yang bersifat darurat di Pangkalan Udara Maguwo pada tanggal 15 November 1945 yang dipimpin oleh Bapak Agustinus Adisutjipto. Setelah sekolah ini dibuka, disusul dengan penggabungan pendidikan penerbangan di Pangkalan Udara Bugis Malang yang bersifat kursus kilat. Siswa-siswanya terdiri dari bekas siswa Aspirant Vrijiwillig Kortverband, yang telah memiliki Klein Brevet, bekas siswa pendidikan Vrijwillig Vlieger Corp (VVC, bekas siswa Aspirant Onder Officer Kortverband Keerling Vlieger yang belum mendapat brevet maupun pemuda-pemuda pejuang lainnya yang sama sekali belum pernah menerima pendidikan penerbang. Sekolah ini bersifat “Dual Mission” yang artinya disamping melaksanakan latihan-latihan terbang juga melakukan tugas-tugas operasi, baik pesawatnya maupun siswa dan instrukturnya . Hasil pendidikan penerbang pertama ini kemudian diikutsertakan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Dengan perkembangan tugas dan fungsi Angkatan Udara, maka diperlukan peningkatan personel secara kualitas maupun kuantitas, sehingga Pimpinan Angkatan Udara mendirikan berbagai pendidikan yaitu :
1. Sekolah Teknik Udara, yang diresmikan pada tanggal 30 September 1946 di Pangkalan Udara Maospati Madiun ( sek. Lanud Iswahyudi Madiun).
2. Sekolah Polisi Angkatan Udara, yang diresmikan pada tanggal 1 November 1946 di Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta ( sek. Lanud Adisutjipto).
3. Sekolah Pasukan Pertahanan Pangkalan, yang diresmikan pada awal tahun 1946 di Pangkalan Udara Bugis Malang ( Sek. Lanud Abdulrachman Saleh).
4. Sekolah Radio Telegrafis Udara, yang diresmikan pada tanggal 3 Maret 1947 di Pangkalan Udara Bugis Malang ( Sek. Lanud Abdulrachman Saleh).
5. Kursus Jumping Master yang diteruskan dengan berdirinya Sekolah Pasukan Payung (Paratroop) diresmikan awal tahun 1946 di Pangkalan Udara Maguwo.
Untuk mendidik awak penerbang tidak hanya dilakukan di dalam negeri saja, namun juga mengirimkan para kadet untuk mendapat pendidikan ke luar neger dan salah satunya adalah ke India, yang tujuannya tidak hanya pengetahuan dan pengalaman namun memuat orientasi politik agar mendapat simpati dari pemerintahan India terhadap perjuangan rakyat Indonesia melawan Belanda.
Dengan kondisi organisasi TNI AU yang semakin berkembang dan maju, tanggal 11 Desember 1950 Kasau mengeluarkan Surat Keputusan KSAU No. 35/Instr/KS/50 tentang Pendidikan dan Latihan. Adapun Pendidikan dan Latihan yang dimaksud meliputi :
- Pendidikan Militer Umum, yaitu pendidikan dan latihan dasar militer setiap anggota Angkatan Udara guna memelihara disiplin dan jiwa militer disamping harus memenuhi persyaratan phisik.
- Pendidikan/Latihan Khusus, yaitu suatu pendidikan dan latihan dasar kejuruan setiap anggota sesuai bidang tugas masing-masing untuk menjamin hasil kerja yang efektif dan efesien.
- Pendidikan/Latihan Militer Khusus, yaitu suatu pendidikan dan latihan khusus yang dipandang perlu untuk diikuti anggota, seperti Sekolah Ilmu Siasat (SIS) dan Kursus Staf Kilat.
Untuk mewadahi pendidikan-pendikan yang semakin berkembang, maka tanggal 15 Juli 1952 dibentuk badan yang bertugas melaksanakan pendidikan di lingkungan Angkatan Udara yang diberi nama “Komando Pendidikan”. Badan ini mengkoordinasikan berupa depot-depot pendidikan dan latihan yang merupakan sub Komando Pendidikan dibawah Komando Pendidikan yang bermarkas di Pangkalan Udara Cililitan ( sekarang Lanud Halim Perdanakusuma).
Perkembangan pendidikan di lingkungan TNI AU terus melakukan penyempurnaan-penyempurnaan, sehingga pada tanggal 1 April 1954 diselenggarakan susunan dan penyatuan sekolah pendidikan. Sub-sun komando pendidikan dirubah menjadi kesatuan-kesatuan pendidikan yaitu :
- Kesatuan Pendidikan 001 di Pangkalan Angkatan Udara Kalijati, untuk Sekolah Penerbang (Sekbang).
- Kesatuan Pendidikan 002 di Pangkalan Udara Margahayu untuk Sekolah Dasar Kemiliteran dan Sekolah Pelatih Kemiliteran.
- Kesatuan Pendidikan 003 di Pangkalan Udara Margahayu, untuk Sekolah Payung Udara, Polisi Angkatan Udara, Pemadam Kebakaran dan Payung Pesawat Udara.
- Kesatuan Pendidikan 004 di Pangkalan Udara Kalijati untuk Sekolah Pengawas Lalu Lintas dan Sekolah Meteo/Observer.
- Kesatuan Pendidikan 005 di Pangkalan Udara Husein Satra Negara untuk sekolah-sekolah Perwira Teknik Udara, Perwira Teknik Perhubungan, Pendidikan Jasmani, Radio Telegrafis, Montir Radar, Montir Telex/Telephone dan Teknik Umum.
- Kesatuan Pendidikan 006 di Pangkalan Udara Margahayu untuk Sekolah Pembekalan, Teknik Udara, Administrasi Militer, Sandi Montir Mesin dan Listrik serta Montir Persenjataan.
- Kesatuan Pendidikan 007 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, untuk sekolah-sekolah Instruktur Penerbang dan Kursus Visual Control Post.
- Kesatuan Pendidikan 008 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, untuk sekolah-sekolah Ilmu Siasat dan Air Liaison Officer.
- Kesatuan Pendidikan 009 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, untuk sekolah –sekolah Filmstrip, Pemotret Udara dan Spoir/Montir.
Dengan adanya penyempurnaan organisasi Angkatan Udara, maka Komando Pendidikan mengalami perubahan pula baik dalam susunan maupun tempat pendidikan yang diwujudkan dalam Wing pendidikan.
Pada tahun 1960, Angkatan Udara mendidik calon-calon perwiranya dalam satu Akademi, yang kemudian peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 1965 dengan Surat Keputusan Men/Pangau Nomor : 52 Tahun 1965. Pada saat itu pataka AAU “ Vidya Karma Vira Paksa” diserahkan oleh Presiden RI kepada Komandan Jenderal AAU. Tugas AAU adalah mendidik semua calon perwira TNI AU meliputi penerbang, Navigator, Teknik, Materiil dan lain-lain. Kemudian dengan terbentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, maka pada tanggal 5 Oktober 1966 AAU diintegrasikan ke dalam AKABRI. Setahun kemudian dibentuk Wing Sekolah Penerbang yang secara organisatoris di bawah AKABRI Bagian Udara. Tahun 1968 Wing Sekolah Penerbang dirubah menjadi Wing Pendidikan dan secara resmi tahun 1968 Wing Pendidikan 1 dihidupkan kembali berdasarkan Surat Keputusan Pangau NO.22 tanggal 21 April 1969 tentang penempatan Wingdik 1 di bawah Komando Pendidikan.
Kodikau terus berkembang sesuai dengan perkembangan organisasi Angkatan Udara. Nama kesatuan pendidikan berubah menjadi Skadron Pendidikan. Kodikau mempunyai 4 Wingdik dan tiap Wingdik membawahi skadron-skadron pendidikan .. Akan tetapi ada Skadron Pendidikan ( Skadik) dan Sekolah Bahasa ( Sesa) yang berdiri sendiri dan berada langsung di bawah Kodikau yaitu:
- Skadik 005 mencakup beberapa sekolah antara lain Secapa Administrasi Militer dan Bintara Administrasi Keuangan.
- Skadik 007 mengalami perpindahan tempat dari Pangkalan Udara Kalijati Ke Pangkalan Udara Atang Sanjaya. Skadik 007 menyelenggarakan kegiataan pendidikan antara lain PLLU, Meteo, Intel, dan lain-lainya.
- Sekolah Bahasa Inggris pada mulanya hanya merupakan Laboratorium Bahasa Inggris.
Dalam rangka efisiensi maka berdasarkan Keputusan Kasau Nomor: Kep/19/V /1978 tanggal 27 Mei 1978 dan Skep Danjen Kodikau Nomor: Skep/159/VII/1978 tanggal 20 Juli 1978, diresmikan berdirinya Wing Pendidikan 5 yang Markasnya di Lanud Halim Perdanakusuma.
Wing Pendidikan ini membawahi Skadik 005, Skadik 007 dan unit-unit Laboratorium Bahasa Inggris. Skadik 005 selanjutnya berubah nama menjadi Skadik 501, sedangkan unit-unit Laboratorium Bahasa Inggris ditingkatkan menjadi Skadik 502, dan Skadik 007 berubah menjadi Skdik 503.
Sebagai hasil” regrouping” beberapa Skadron Pendidikan dan sekolah Bahasa Inggris, maka penggelenggaraaan pendidikan dalam pembinaan Kodikau meliputi :
- Wing Pendidikan 1, di Lanuma Adisutjipto mempunyai tugas pokok antara lain menyelenggarakan:
a. Sekolah Penerbang dan Sekolah Navigator.
b. Sekolah Instruktur Penerbang dan Navigator
c. Pendidikan Standarisasi Penerbang bagi lulusan penerbang yang dididik di luar Negri.
d. Sekolah Perwira Keamanan Terbang
e. Sekolah Perwira dan BIntara Wanita TNI AU.
Wingdik 1 membawahi 4 Skadron dan 1 Skadron Pemeliharaan yaitu:
a. Skadik 101 menyelenggarakan Pendidikan / Latihan terbang mula dengan menggunakan Pesawat Bravo.
b. Skadik 102 menyelenggarakan pendidikan / Latihan dengan menggunakan Pesawat T- 34 C
c. Skadik 103 menyelenggarakan Pendidikan / Latihan dengan menggunakan Pesawat HS Hawk.
d. Skadik 104 menyelenggarakan Pendiikan “ Ground School”.
e. Skadik pemeliharaan 043 menyelenggrakan memeliharaan / perwatan seluruh Pesawat yang digunakan untuk Latihan terbang.
2. Wing Pendidikan 2, bermarkas di Lanuma Sulaiman mempunyai tugas pokok penyelenggaraan pendidikan komunikasi dan elektronika (Komlek) untuk menghasilkan personel yang mampu mengoperasikan dan memelihara peralatan komunikasi dan elektronika serta menyelenggarakan pendidikan lainya seperti Para dan Kesehatan sebagai titipan dari Wingdik 4 dan Wingdik 5.
Wingdik 2 membawahi 3 Skadron Pendidikan, yaitu :
a. Skadik 210 menyelenggarakan pendidikan Para Dasar dan Kemiliteran.
- Skadik 202 pendidikan Elektronika, Juru Radio, Montir, Tehnik, Alat Bantuan dan GSE (Ground Support Eqipment)
- SKadik 203 menyelenggarakan pendidikan Kesehatan.
3. Wing Pendidikan 3, bermarkas di Lanud Kalijati, yang bertugas menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan personel yang dapat memelihara alat utama ssitem sejata Udara TNI Angkatan Udara dan sarana pendukungnya, disamping itu juga melaksanakan tugas yang lain, misalnya melaksanakan pendidikan Sekolah Tamtama Sukaraela (Setamiluk). Wingdik 3 Skadron yaitu:
- Skadik 301, menyelenggarakan pendidikan tehnik pesawat terbang, meliputi kejuruan Egine, Air Frame, Listrik / Intrument, Fabrikasi dan Enginering.
- Sakdik 302, menyelenggrakan pendidikan tehnik senjata yang meliputi senjata dan peluru kendali.
- Skadik 303, melaksanakan pendidikan Tehnik yang meliputi Kejuruan Alat Bantuan Aeronaunik (GSE) Alat Keamanan Terbang ,Sarana Bantuan dan Tehnik Umum.
- Skadik 304 melaksanakan pendidikan Administrasi Pembekalan Materiil Sistem Senjata ditambah Angkutan dan Perminyakan.
4. Wing Pendidikan 4, bermarkas di Lanud Adisumarmo, bertugas menyelenggarakan pendidikan kemiliteran kejuruan serta Instruktur Terbang Layang, Aero Modeling dan Perwira Militer Wajib ABRI. Wingdik 4 membawahi 3 Skadron Pendidikan dan Sekolah Perwira Militer Wajib ABRI, yaitu:
a. Skadik 401, menyelenggarakan Sekolah Kejuruan : Provost TNI AU, Secapa, Gizi , Radar, Mekanik ,Jasmani Militer, Pembekalan Materiil, Secapa pasukan / Pasgat, Bamilwa Jas / Kes Bagumil, Susbain dan Ba Administrasi Khusus ( Sandi, Intel ).
b. Skadik 402, menyelengarakan : Sekolah Dasar Pewira ( Sedaspa) , Sekolah Dasar Kemiliteran Tamtama, Sekolah Bintara Pendidikan Jasmani, Sekolah Bintara Tinggi Pelatih Panja / Kemil, Up Grading Bintara, Up Grading WPU 200 /400, Secapa, secaba dan Instruksi Latihan Komando.
c. Skadik 403, menyelenggarakan Sekolah Terbang dan Instruktur Terbang Layang Sekolah Instruktur Aero Modeling dan Peroketan / Pramuka, serta Sekolah Kejuruan Pasukan.
d. Sepamilwa ABRI.
5. Wing Pendidikan 5, bermarkas di Lanud Halim Perdana Kusuma yang bertugas menyelenggarakan pendidikan keahlian/kecabangan Perwira serta kejuruan Bintara dan Tamtama yaitu Intel, Sandi, Guru Militer, Keuangan, Hukum, Materiil, Persekretariatan, Penerangan dan Bahasa Inggris. Wing Pendidikan 5 membawahi 3 Skadron Pendidikan yaitu :
a. Skadik 501, menyelenggarakan Pendidikan Pemotretan Udara, Sekolah Guru Militer, Sekolah Perwira Bekum.
1) Skadik 502, menyelnggarakan Sekolah Bahasa Inggris.
2) Skadik 503, menyelenggarakan pendidikan kejuruan-kejuruan Ba Personel, Ba Meteo / Pllu, Ba Sekretariat, Ba Penerangan dan Ba Keuangan.
6. Sekolah Komando Kesatuan TNI AU (Sekkau ). Sejak berdirinya Sekkau Tahun 1966, pengelolaannya diselenggarakan bersama Seskoau di bawah Institut Angkatan Udara (INSAU), berdasarkan Keputusan Kasau Nomor : Kep/II/IV/ 1975 tanggal 2 April 1975 Insau dibubarkan. Selanjutnya berdasarakan Instruksi Kasau Nomor : Ins /12/V/1974 Sekkau masuk di bawah pembinan Kodikau. Tugas Pokok Sekkau adalah mendidik Perwira berpangkat kapten dan Mayor untuk dipersiapkan menjadi calon pimpinan menengah. Kampus Sekkau semula di Jalan Budi Kemulyaan Jakarta, kemudian pindah di Komplek Markas Wingdik 5 di Lanud Halim Perdanakusuma pada tanggal 12 September 1978.
7. Kursus Jabatan Perwira Staf (Susjabpastaf). Pembentukan Susjabpastaf berdasarkan Suarat Keputusan Kasau Nomor : Skep/40/VIII/1977 tanggal 15 Agustus 1977, langsung bernaung di bawah pembinaan Kodikau. Tugas Pokok Susjabpastaf adalah menyelenggarakan pendidikan pengembangan spesialisasi bagi perwira Menengah TNI AU untuk meningkatkan kemampuan di bidang menejemen dan Staf agar mampu menduduki jabatan Staf sesuai bidang masing-masing di mana dipersyaratkan berkualifikasi Staf mum. Kampus Susjabpastaf pada mulanya berada di Komplek Wingdik 5 kemudian pada tanggal 16 Oktober 1977 pindah tempat di Jalan Budi Kemulyaan 16 Jakarta. Kemudian tanggal 3 Desember 1977 Susjabpastaf diganti dengan nama Sekolah Staf TNI AU ( Sesau).
Kemudian berdasarkan Skep Menhankam Pangab Nomor : Skep/1036/IX/1981 tanggal 7 September 1981 tentang Penyelenggaraan Sekolah Penerbang ABRI IDP Thun 1981/1982 dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Kasau Nomor : Skep/001/I/1982 tanggal 2 Januari 1982 tentang pembukaan Sekbang IDP A-1.
Tahun 1985, kembali terjadi perubahan di jajaran Kodikau dengan diserahkannya Sesau ke Seskoau, Skadik 201,202,203 diserahkan ke Wingdik 2 Lanud Sulaiman, Skadik 401, 402, 403 diserahkan ke Wingdik 4 Lanud Adi Soemarmo, Skadik 101, 102, 104, diserahkan oleh Wingdik ke Lanud Adsutjipto, Skadik 103 dilebur menjadi Skadron 15 Lanud Iswahyudi, Wingdik 3 berubah nama menjadi Wingdiktekkal, Wingdik 5 menjadi Wingdikum.
Untuk mempermudah koordinasi dengan Mabesau, Kotama dan satuan jajaran, Kodikau sesuai Keputusan Kasau Nomor : Kep/5/IV/2001 tanggal 16 April 2001 melaksanakan pemindahan kedudukan Markas Kodikau dari Surabaya ke Jakarta. Tahun 2002, reorganisasi kembali dilakukan di Kodikau dengan penambahan satu direktorat yaitu Ditbinkur Kodikau, yang sebelumnya berada di Disdikau. Kemudian Kasau mengelurkan Keputusan Nomor : Kep/14/IX/2002 tanggal 20 November 2002 tentang Perubahan Fungsi Skadik 402 dan 405 Lanud Adi Soemarmo serta Skadik 202,203 dan 204 Lanud Sulaiman yang berada di jajaran Kodikau.
Validasi yang dilaksanakan adalah merubah fungsi skadik 402 Lanud Adisoemarmo yang sebelumnya melaksanakan Sesarcab Paskhas dan Pomau menjadi Sejurba (ISD) Radar, Sejursarta Radar dan Sejurlata Radar. Skadik 405 yang sebelumnya melaksanakan Dikjurba/Ta Pomau, Dikjurba/Tajasmil, Sejurba ISD Radar kini melaksanakan pendidikan Secabpa Pomau, Dikjurba/ Ta Jasmil.
Skadik 202 Lanud Sulaiman yang sebelumnya melaksanakan Sesarcablek, Susbamenjurlek dengan fungsi barunya melaksanakan pendidikan Sesarcablek, Susbamenjurlek, Seharkomalbanav (ISD), Sejurbakomalbanav (Non ISD), Sejurtakomalbanav dan Susujurlata Komalbanav.
Skadik 203 yang sebelumnya melaksanakan pendidikan Sesarlek ( Sejurbalek ISD), Sesarharrad (ISD), Sesarharalnavud (ISD), Sejurbajurkom (Non ISD), Sejurbamonponlek (Non ISD) Sejurbaradar ( Non ISD) kini melaksanakan pendidikan Sesarlek ( Sejurba ISD), Seharavionik/alnavud (ISD), Sejurbaavionik/alnavud (Non ISD), Susjurlataavionik/alnavud dan Sejursartaavionik/alnavud.
Skadik 204 fungsi lama melaksanakan Sejurtajurkom, Sejurtamondar, Sejurtaavionik, Sejurtradar, Sejurlatajurkom, Susjurlatamonponlek, Susjurlatamondar, Susjurlataavionik, Susjurlataradar, Separadas, Susinpara melaksanakan fungsi baru Sesarcab Paskhas, Susbamenjur Paskhas, Sejurba Paskhas, Susjurlata Paskhas, Sejursarta Paskhas, Separadas dan Susinpara.
Pada awalnya Kodikau memperingati Hari Jadinya setiap tanggal 15 Juli, dengan dasar mulai diresmikannya Kodikau pada tanggal 15 Juli 1952. Namun dari hasil serasehan beberapa sesepuh TNI AU, disadari bahwa hari jadi suatu Komando atau Kesatuan di lingkungan ABRI tideak harus didasatkan pada Surat Keputusan atau acara resmi yang dipersiapkan, namun harus pada momentum yang memiliki nilai sejarah yang lebih tinggi. Dan kegiatan pendidikan di lingkungan TNI AU ditandai dengan dibukanya Sekolah Penerbang pada tanggal 15 November 1945 di Yogyakarta. Saat itulah dianggap sebagai peristiwa bersejarah dalam menyiapkan putra-putri angkasa dan memberikan andil yang tidak sedikit dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kemudian diterbitkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor : Kep/32/VII/1978 tanggal 2 Juli 1978 yang menetapkan bahwa pada tanggal 15 November 1945 sebagai Hari Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar