Roby Blog — Sebuah dokumen mengungkap trik-trik Al Qaeda menghadapi serangan pesawat terbang tanpa awak alias drone. Dokumen ini ditemukan wartawan kantor berita Associated Press di sebuah bangunan di Timbuktu, Mali.
Dokumen ini kemungkinan besar tertinggal saat pemberontak Islam mundur dari kota kuno itu saat pasukan Perancis dan Mali memasuki kota itu bulan lalu.
Isi dokumen ini menunjukkan bagaimana kelompok Al Qaeda di kawasan Maghribi (Afrika Utara) telah bersiap menghadapi intervensi militer yang kemungkinan akan menggunakan drone.
Apa saja "tips" Al Qaeda untuk menghindari serangan drone yang mematikan?
Beberapa di antaranya, bersembunyi di bawah pohon yang rimbun, membuat kumpulan orang palsu menggunakan boneka, menempatkan sekelompok sniper terbaik untuk memburu drone, mengganggu komunikasi drone dengan dinamo yang dilengkapi kawat tembaga sepanjang 30 meter, dan menggunakan asap untuk menutupi pandangan drone.
Apakah trik-trik ini cukup manjur digunakan di lapangan? Setidaknya para pakar militer menganggap trik-trik Al Qaeda ini bukan dibuat sembarangan.
"Ini bukanlah teknik sembarangan. Daftar ini menunjukkan mereka sangat cerdik," kata Kolonel Cedric Leighton, veteran AU Amerika Serikat yang ikut mengembangkan program drone.
"Apa yang penting dari trik ini adalah memberi mereka cukup waktu untuk menghindar. Lalu dalam konflik ini, waktu adalah kunci penting. Mereka menggunakan cara ini untuk menghindari kawasan yang diserang dengan cepat," tambah Leighton.
Namun, keberhasilan trik-trik ini sangat tergantung pada situasi dan jenis drone yang digunakan.
Drone model terbaru seperti Harfung milik Perancis atau MQ-9 Reaper memiliki sensor infra merah yang bisa membaca tanda panas mobil yang mesinnya baru saja dimatikan.
"Namun, sensor inframerah tetap saja sulit mendeteksi sebuah mobil yang ditaruh di bawah tenda di malam hari. Sebab, suhunya akan sama dengan suhu di sekitarnya," papar Leighton.
Tokoh asal Yaman
Penulis dari dokumen yang ditemukan di Timbuktu itu adalah Abdallah bin Muhammad. Ia adalah komandan senior Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) di Yaman.
Dokumen ini kali pertama dipublikasikan di situs milik kelompok itu pada 2 Juni 2011, sebulan setelah kematian Osama bin Laden. Demikian pemaparan seorang pakar dari Universitas Toulouse, Perancis, Mathiey Guidere.
"Dokumen ini menunjukkan fakta bahwa Al Qaeda mengetahui bahwa AS memiliki basis rahasia drone di Niger dan mereka bersiap menghadapi itu," kata Mathieu.
"Mereka sudah mempersiapkan ini sejak lama," tambah dia.
Beberapa tips, sambung Mathieu, tampaknya datang langsung dari Osama bin Laden. Misalnya, tips bersembunyi di bawah pohon rindang.
Taktik bersembunyi di bawah pohon juga dilakukan para pejuang Al Qaeda di Mali saat drone Perancis melintas, seperti disampaikan sejumlah warga kota Diabaly, Mali. Demikian pula di Timbuktu, taktik ini digunakan untuk menghindari pantauan drone.
Seorang warga Timbuktu, Mustapha al-Housseni, mengatakan, dia mendengar suara pesawat terbang mendekat. Di saat bersamaan, pemimpin Al Qaeda di kawasan itu, Abou Zied, bergegas memarkir mobilnya di bawah sebuah pohon besar di depan bengkel milik Mustapha.
"Dia dan anak buahnya turun dari mobil dan berlindung di bawah kanopi bangunan. Sementara itu, saya dan karyawan saya lari sejauh-jauhnya," kata Mustapha.
Di beberapa tempat di Mali, para pejuang Al Qaeda bahkan melapisi kendaraan mereka dengan lumpur untuk menghindari dari kemungkinan terdeteksi drone. Semua kesaksian itu menunjukkan, Al Qaeda dengan cerdik bisa beradaptasi untuk mengatasi teknologi militer yang jauh lebih canggih.
Dokumen itu juga menunjukkan adanya koordinasi antara Al Qaeda di berbagai wilayah yang meningkatkan kekhawatiran di kalangan para pakar keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar